Peta keinginan

Mmmmm walaupun pikiran ini telah tahu bahwa sebagai manusia kita hendaknya bertindak sesuai kebutuhan, atau keinginan tetapi ku tetap saja 80% masih bertindak sesuai suasana hati, ketika kebutuhan telah menuntut tetapi hati ini sedang berduka maka tindakan yang keluar tetap tidak memenuhi kebutuhan, juga ketika ku punya keinginan tetap ajah gak ada tindakan nyata untuk mengejarnya, peta keinginan dalam pikiran bawah sadarku terlalu kuat untuk didekte oleh keinginan atau kebutuhan.
Restrukturisasi pemetaan pikiran pun telah kucoba dengan berbagai cara, salah satu cara dengan metode mind theater (teater pikirian) yaitu dengan simulasi kebiasaan-kebiasaan positif dalam pikiran yang dilakukan berulang-ulang sampai pemikiran itu mengendap dalam level pikiran bawah sadar dan semoga mampu mereplace peta pikiran yang lama dengan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
Hasilnya? not bad, ku mulai bereaksi dengan lebih "sesuai", pikiran ini sudah mulai jarang membisikkan nada nada sumbang yang menggelayuti sensor2 motoris tuk memerintahkan raga ini meringkuk lesu, dan segera mencoba menempuh berbagai cara memecahkan masalah yg ada. Tetapi not so far so good!, sang melankolik pembunuh sering kembali menyapaku tuk mematok peta lama itu menjadi jalur langkahku, memang kebiasaan yang tlah mengendap selama belasan tahun tidak mungkiin tergantikan begitu saja dengan yg baru, tetapi walau pun diriku gagal 1000 kali, ku yakin masih ada 1001 hal yang masih bisa kulakukan.
So fren bagaimana peta pikiranmu?