Pangkuan terakhir
Waktu aku kecil ku pernah lihat teman saya memangku jenazah bapaknya waktu dimandikan, waktu itu aku berpikir, “Kalo ku jadi dia pasti ku gak akan kuat melakukannya, memangku dia yang kita cintai seumur hidup, tergeletak tak bernyawa”, hanya kesedihan dalam benak sembari berharap ku tak harus melewati hal sepilu itu suatu saat.
Tahun demi tahun berlalu dan atas kehendakNyalah bapak kami harus mendahului kami meninggalkan dunia fana ini, saat itu sebagai seorang putra adalah sebuah kewajiban terakhir
untuk berbakti pada orang tua dengan memangku jenazah bapaknya saat disucikan/dimandikan.

Tubuh manusia sekekar apapun akan seketika itu lunglai jika harus memangku dia yang dikasihi terbujur lemas tak bernyawa dan siapapun itu pastilah dia memiliki hati yang kuat, hati yang cukup kuat untuk mengarungi sisa hidup ini.
Bertahun tahun ku bertanya "Kenapa Tuhan membiarkan aku melewati hal seberat itu?", tetapi belakangan aku mengerti kenapa kadang manusia harus memangku penderitaan yang begitu berat, jawab DIA, "Aku juga seperti kamu!".
1 Comments:
O.o"
aku x sedia seperti kamu....
takut sebelum tertumpah air bunga.. tertumpah dahulu air mataku...
Post a Comment
<< Home